Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Dinas Perkebunan Provinsi Jatim Menghimbau Ke Petani Untuk Patuhi Protokol Kesehatan Covid 19





Kepala Dinas Perkebunan jawa timur . Kariyadi


Surabaya,BERITA INFRASTUKTUR 
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur memberikan informasi mengenai protokol kesehatan untuk pekerja di lapangan. Seperti pada sektor perkebunan kopi yang selama ini sudah berjalan. Sebelum bekerja para petani selalu dicek suhu serta di-rapid test untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19.


Menurut Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur, Karyadi, program dari instansi yang ia pimpin sudah berjalan dan menuai hasil. Namun, Karyadi tak menampik jika pandemi Corona berdampak negatif. Di antaranya, harga kopi di Jawa Timur menjadi turun 20 hingga 30 persen dan dan ekspor menjadi lambat. Kopi tersebut di antaranya adalah kopi Arabika, kopi Robusta dan kopi Excelsa. Meskipun kopi Arabika di tanamnya di ketinggian 800-900 keatas, dari sektor perkebunan masih berjalan dengan lancar. “Setiap tahun kopi sudah menghasilkan sekitar 60.000 ton dengan konsumsi Jawa Timur 45 ribu ton,” ucap Karyadi.


Ia menambahkan, dari sektor perkebunan tebu, yang paling penting kelancaran dalam proses ke pabrik serta penggilingan tebu agar tidak ada batasan serta hambatan dalam produksi. Tebu sendiri di Jawa Timur sudah menghasilkan gula 1 juta 46 ton setiap tahunnya.“Untuk sektor perkebunan Kakao juga masih lancar dan setiap tahunya Kakao di Jawa Timur produksinya sekitar 30 ribu ton,” terangnya lagi.


Karyadi mengimbuhkan, Kakao kalau diolah dengan baik yang bisa menjadi nilai tambah tinggi. Karena hasil panen Kakao yang sehat setiap 2 minggu sudah berbuah dan bisa dipetik oleh petani. Produksi Kakao di Jawa Timur sudah diolah di pabrikan yang berada di Mojokerto, Kediri, Trengalek dan Madiun yang sudah menghasilkan 50 varian seperti macam-macam coklat hingga sampai permen. “Ini menjadikan nilai pendapatan Kakao sangat tinggi dan Kakao juga banyak diekspor. Harga Kakao untuk yang kering dijual Rp 35 ribu per I kg, ”jelasnya. Lebih lanjut, Karyadi mempastikan produksi kopi di Jatim akan naik sekitar 10-20 persen. Komoditas tanaman kopi sangat potensial di Jatim. ”Gudang produksi kopi ada di pegunungan Ijen, Raung, Bromo Tengger Semeru, Argopuro, dan Gunung Wilis, ”lanjutnya. Karyadi berharap agar petani kopi tidak menjual secara ijon (kopi mentah). Ia juga mengimbau agar petani kopi mempunyai nilai tambah mulai dari pengolahan. ”Selain itu kelompok tani juga harus dibina agar bisa memproduksi kopi dalam bentuk bubuk hingga memiliki warung kopi sendiri. Karena nilai jual kopi sangat jauh harganya dibanding jika berupa bubuk, ”harapnya saat ditemui di ruangnya 01/01/2021

Sementara itu Ketua Dewan Kopi Jatim Muhammad Zaki mengatakan, produksi kopi dari petani saat ini meningkat antara 10-12 persen. Ia meyakini produksi ini akan meningkat hingga akhir tahun. “Sedangkan untuk permintaan terhadap kopi meningkat 2-5 persen, ”katanya kepada media ini. Zaki menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan kelompok industri kopi dan petani kopi untuk menggerakkan kopi Jatim tidak hanya untuk diekspor, tapi juga sebagai andalan industri unggulan Nasional. Hal ini dilakukan agar pada tahun 2030 Indonesia tidak menjadi salah satu negara di dunia yang menjadi importir kopi. “Kami akan menggerakkan bagaimana petani tidak hanya sekadar menanam secara konvensional, tetapi petani modern bisa juga menjadi petani industri kopi yang berkualitas baik yang bisa diterima pasar lokal dan dunia. Petani kopi modern harus bisa menjadikan kopi industri yang kita harapkan hasilnya, ”pungkasnya. 
(Umar/Slam)

Posting Komentar

0 Komentar