Gresik,berita insfrastruktur.com-Warga berinsial SA melaporkan Kepala Desa HS turut melakukan pemukulan di balai desa Wedani, Cerme, Gresik. Namun HS membantah melakukannya. “Justru saya melerai dan melindungi SA dari amukan warga yang emosi terhadap SA yang selama ini perilakunya dianggap buruk,” tutur Kades HS di Wedani, Cerme, Gresik, pada Senin (31/7) malam.
HS menyayangkan tuduhan SA itu yang kemudian tersebar melalui media. “Saya hanya bermaksud melerai dan mendamaikan saat terjadi pengeroyokan yang dilakukan KS dan AG pada SA. Kok malah sekarang saya dituduh ikutan melakukan pemukulan,” jelas HS yang juga teman dari KS dan SA.
Sayangnya, SA tidak mau berdamai, malah mengeluarkan sumpah serapah, mengucapkan kata kasar dan menantang Kades supaya membunuh dirinya saja. “Mungkin terpicu oleh kata-kata itulah, dan sikap SA yang tidak koperatif untuk menyelesaikan pertikaian membuat warga semakin geram,”ungkap HS.
Geram dengan sikap dan ngototnya SA, memancing emosi warga Desa Wedani. Bahkan beberapa pemuda desa merangsek masuk ingin melakukan pemukulan saat mediasi berlangsung. Terjadilah pengeroyokan warga di Balai Desa pada SA. “Saking, banyaknya warga, saya dibantu oleh seorang staff kewalahan menghalangi warga,” tandasnya.
Saat itulah, tambah HS, secara reflek ketika menahan warga yang melakukan pemukulan, tangannya tidak sengaja mengenai bagian kepala SA. “Melihat kondisi korban,Kemudian kami menempatkan ke ruangan lain agar lebih aman hingga pihak kepolisian datang, dan membawanya ke Puskesmas Cerme,” jelasnya.
HS menceritakan, dari mediasi itu terungkap, pengeroyokan tak hanya masalah geberan mobil, juga perselingkuhan antara SA dan UM istri KS. SA minta agar didatangkan UM sebagai pembuktian perselingkuhan yang dituduhkan padanya. “Terkuak SA dan UM berselingkuh sekitar 1 tahunan, ditambah lagi sebelum kejadian itu, ada unggahan video di medsos Tik Tok tentang kemesraan SA dan UM,” kata Kades.
Semula HS menduga pemicunya hanya salah faham karena KS tidak terima pada SA saat lewat samping rumah KS menggeber gas mobilnya. Lalu, KS dan adiknya AG mendatangi SA dengan maksud menanyakan kenapa nggeber gas mobil di sebelah rumah KS.
Sambil menantang SA mengatakan, “Ate Lapo (mau apa. red)”.
Mendapat jawaban itu, sontak mereka beradu mulut hingga terjadi pemukulan dan pengeroyokan SA hingga babak belur.
HS sebagai Kepala Desa yang saat kejadian berada di rumah dilapori warga jika ada keributan bergegas ke lokasi. Di TKP, warga sudah banyak yang berkerumun dan SA sudah lemas. “Saya pun bawa SA ke Balai Desa untuk mediasi berdamai, sambil menyuruh anak buah saya menghubungi polisi,” jelasnya.
Dari laporan yang diterima tim berita insfrastructur.com diperoleh keterangan hasil pemeriksaan visum oleh Dokter umum Puskesmas Cerme, dr Zuni Anggraeni Humairoh, menyebutkan, S mengalami bengkak dan memar di bagian dahi kiri diameter ± 3 cm, luka lecet di dahi kiri ± 1 cm, luka robek di kepala atas bagian kiri ± 1 cm.
Sebagai Kades, HS berharap agar kasus itu bisa dapat dilakukan proses mediasi dan damai. Sebab ia mendapatkan informasi dari beberapa warganya, KS akan melaporkan balik SA atas dugaan kasus perselingkuhan dengan istrinya UM, jika tidak ada upaya damai.
Menurut Paijoh(nama samaran) salah satu warga di Wedani mengatakan, SA kerap berulah didaerahnya hingga terlibat pertengkaran dan akan melaporkan orang yang bersinggungan dengannya. Meskipun SA sendiri yang menjadi pemicu pertengkaran itu untuk mendapatkan uang.
Perbuatan tidak senonoh yang dilakukan SA dan UM hingga menyebar dimedsos merupakan aib bagi warga. “Aib dan mencoreng daerah kami,” tandasnya.
Geramnya AG pada SA ,Pengeroyokan yang terjadi didepan lapangan desa wedani terhadap SA telah diakui KS dan adiknya AG. Pengeroyokan KS bersama adiknya AG pada SA merupakan buntut dari kekesalan KS pada saat SA menggeber gas mobilnya di samping rumah.
Selain itu, adanya video yang beredar melalui medsos Tiktok mengenai kemesraan istrinya dan SA. Merasa sakit hati, pelaku bersama adiknya AG mencari korban dan terjadilah pengeroyokan tersebur. Akibat kejadian tersebut SA mengalami sejumlah luka dan mendapat perawatan.
“Saya juga menyesalkan peristiwa itu, saya juga meminta semua pihak menahan diri agar tidak semakin memanas,” kata KS. Sebab warga desa yang sudah kesal dengan perilaku SA pun turut menghakiminya, bahkan hingga ke balai desa warga melakukan pemukulan pada korban.
AG juga sempat mengatakan siap dengan resiko dan rela dihukum dengan perbuatannya demi mempertahankan martabat keluarganya, tiga hari sebelum kejadian itu AG juga pernah diancam oleh SA akan dihabisi semua keluarganya termasuk kakaknya. Selain itu SA menantangnya AG untuk membawa teman-teman diperguruan silatnya.
Permintaan Klarifikasi
Persitiwa pengeroyokan yang terjadi pada Selasa, 27/6/2023, sekitar pukul 21.00.WIB di balai desa Wedani sudah ditangani pihak kepolisian. Oleh karena itu, permintaan krarifikasi atas persitiwa itu menurut HS sebaiknya langsung kekepolisian agar tidak terjadi simpang siur informasi.
Menurut keterangan dari kepolisian, Pelaporan kepolisian sudah diterima SPKT Polsek Cerme dengan nomor : LP/20/VII/2023/SPKT/Polsek Cerme/Polres Gresik /Polda Jatim tanggal 27 Juni 2023.
Sejauh ini, polisi belum bisa memastikan apakah Kades terlibat dalam pemukulan tersebut. Sebab informasinya hanya dari korban. Butuh alat bukti lain untuk menentukan keterlibatan orang dalam satu perkara. “Kalau dari pihak korban, Kades dilaporkan terlibat, tapi itu tidak bisa diterima begitu saja harus ada pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut,” jelas Kanit Reskrim Polsek Cerme Aiptu Matraji.
Ditambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan saksi-saksi di lokasi kejadian. Nantinya pemeriksaan juga akan berlanjut kepada para terlapor. Termasuk juga istri terlapor yang diduga berselingkuh dengan pelapor.
Kepolisian tetap berkomitmen untuk mengawal kasus tersebut. Termasuk, pendalaman mengenai siapa pengunggah video istri terlapor yang berciuman dengan korban di akun Tiktok. Untuk mengetahui motif apa sebenarnya yang melatari video perselingkuhan diunggah dimedia sosial.
(GT).
0 Komentar